Thursday, December 9, 2010

Orang sabar pantatnya lebar, orang marah pantatnya merah

Allah menyayangi orang yang sabar, selalu kugumamkan itu dalam hati setiap kali menhajar kelas ini. Sungguh luar biasa menyesakkan melihat tingkah mereka yang (mohon maaf) begitu menyebalkan. Aku tahu seorang pengajar tidak boleh mengeluh seperti ini tapi tetap saja aku tak kuasa untuk tidak mengeluh alias sambat. Di tengah pelajaran aku keluar sebentar untuk cuci muka dengan maksud mendinginkan kepala, setelah kembali masuk ternyata sikap mereka masih sama saja, terus saja kutahan, kuanggap ini ujian saat berpuasa.

Selesai pelajaran aku terduduk lemas sambil memegang kepala dan mengelus dada mencoba untuk bersabar. Aku mencoba untuk tersenyum, tetap saja sulit sekali, salah seorang rekan pengajar yang melihatku seperti itu memnberi lelucon, mungkin berusaha untuk membuatku tertawa, tapi yang bisa kuberikan padanya hanya senyum hambar sekedar menghargai leluconnya. Seorang rekanku yang lain bertanya, “Kenapa, pak?”. 
Aku menjawab, “ Stress aku pak ngajar kelas iki.” 
Dia menyahut, “Kelas yang mana?” 
Aku terdiam sesaat,”Kelas yang itu lho.” Ujarku sambil menyebut kelas yang baru saja aku ajar.
”Wah nggak kaget pak kalo kelas itu, mereka nggak bisa diatur, mereka belum butuh.” Ujar rekanku itu menimpali. “Aku ngajar kelas itu satu pertemuan cuma bisa mbahas satu soal, ga bisa diatur. Yo tak tekke wae, ra peduli. Kalo dimasukkan ke hati energi njenengan habis.” Tambahnya panjang lebar. 

Terus terang saja aku merasa ucapannya ada benarnya. Aku selalu mengajar sepenuh hati dan itulah sebabnya energi dan senyumku langsung tergerus habis.  Terbersit dalam pikiranku untuk cuek dan mengajar sekenanya tapi aku tidak bisa karena aku punya tanggung jawab untuk mentransfer ilmu, bukan sekedar mengisi absen mengajar.

Aku teringat sebuah film berjudul Ron Clark Story, sebuah film tentang guru yang diperankan oleh Matthew Perry. Sebuah film yang diangkat dari kisah nyata seorang guru yang mengajar kelas ‘buangan’ yang berisi anak – anak yang luar biasa nakal. Bukan hanya sekedar nakal tapi bahkan menginjak – injak guru mereka. Dengan berbagai usaha Mr Clark berhasil ‘menjinakkan’ murid – murid kelas itu, bahkan akhirnya berhasil membuat murid – murid kelas itu lebih cerdas dibandingkan murid – murid di kelas terhormat. Aku berusaha meniru apa yang dilakukan Mr Clark. Berbagai usaha dan pendekatan aku lakukan dengan terinspirasi oleh yang dilakukan guru di film itu. Tetap saja hasilnya nol besar, bahkan menjadi semakin buruk.  Guru – guru lain yang mengajar kelas itu pun sambat, bahkan yang pertama kali ngajar juga berkomentar senada.

Apa yang harus kulakukan sekarang? Pernah terlontar dalam hatiku sebuah kalimat, I give up. Haruskah aku menyerah di hadapan mereka, aku tahu mereka cerdas, sayangnya mereka menyia – nyiakan itu dengan menyepelekan pelajaran dan pengajar mereka. Dari sekian banyak siswa di kelas itu ada yang tetap memperhatikan dan aku tahu mereka semua punya bakat. Ya Allah tolong bantu mereka, jangan biarkan mereka terus berjalan di jalan yang akan membuat mereka menghancurkan diri mereka sendiri, tolong tunjukkan mereka jalan yang bercahaya, Aamiin

No comments:

Post a Comment